Selalu hadir rasa ketakjuban dan kerendah-dirian dengan intensitas yang kuat
setiap kali mengajukan pertanyaan tentang
"Siapa Saya"
di hadapan kosmis yang membentang Maha Luas
_Semesta, yang disusun oleh miliaran kluster kluster_
_yang setiap klusternya di bentuk oleh jutaan galaksi_
Andromeda, Bima Sakti, Virgo, Sextans, Camelopardalis
_dan di setiap galaksi tersebut, ribuan bintang berpendar dan mengorbit,
membentuk titik putih di angkasa yang terlihat pada permadani langit malam
Sirius, Alpha centauri, Matahari, Procyon, Rigel
Kita melihat,sesungguhnya matahari dan Tata suryanya hanyalah sebuah noktah kosmografis
yang ditelan semesta raksasa
Ratusan tahun yang lalu sebelum teleskop paling sederhana ditemukan,
Raja Daud menjelajah kosmik
dengan penuh kekaguman berkata: "Langit menceritakan kemuliaan Allah"[1]
Kemuliaan Yang menghadirkan rasa minder dalam ego
ketakjuban
Ketakutan
Intimidasi
Yang membuat diri tidak dapat berkata selain
"Kudus, Kuduslah Allah."
dan di antara perasaan gentar yang mengintimidasi tersebut
beranikah kita menimbang sebuah pernyataan:
Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia...[2]
Kita dicintai
beranikah kita berpikir ini benar benar merupakan klaim absolut dari
Nahkoda Alam semesta_dan bukan sekadar fantasi imajinatif manusia?
Lebih mudah membayangkan Serafim jatuh cinta pada seekor katak
ketimbang mendeskripsikan kasih Allah pada manusia
membayangkan Allah
Entitas solid
realitas yang tak berawal dan tak berakhir
EGO EIMI yang abadi, transenden dan tak tersentuh
Desainer yang meletakkan bintang bintang raksasa sebagai lampu jagad raya
Sang MahaIndah yang merias Saturnus dengan cincin
yang melingkarkan sabuk asteroid di perbatasan Mars dan Jupiter
mencintai manusia
mencintai aku
yang seperti Chairil Anwar ceritakan:
Aku ini binatang jalang,
yang dari kumpulannya terbuang
yang adalah
_bagian kecil dari enam miliar populasi penduduk dunia
_entitas yang rapuh
_realitas yang akan lenyap dan hilang seperti uap
bagaikan embun yang diterjang angin
dan butiran air yang disapu ombak
_debu kosmik, partikel subpico alam semesta
membayangkan Allah mencintai manusia
merupakan sesuatu yang tampaknya terkesan lancang, dan gila
namun lebih gila lagi apabila kita menolaknya
klaim klaimNYA sungguh mengejutkan
Ia merantai diriNYA dengan agape kepada kita
Ia merajah nama kita di lenganNYA
Ia menderita untuk kita
KasihNYA menembus batas batas species_Ia Allah,kita manusia
melompati pagar pagar status_Ia berkuasa,kita tak berdaya
dan mendobrak pintu gerbang diskriminasi_Ia tidak memandang siapa kita, Ia memandang kita
mungkin konten ini tidak menjawab siapa saya
karena saya hanyalah debu kosmik yang tak berarti
tidak ada gunanya mengetahui siapa saya
konten ini hanya menjelaskan apa yang penulis percayai
bahwa Allah, mengasihi kita
dan karena Ia mengasihi saya, Ia membuat saya dapat menyenangkanNYA
seperti cheff hotel bintang tujuh dipuaskan dengan gorengan pinggir jalan,
blog ini adalah persembahan untukNYA
untuk kesenanganNYA
blog ini akan berisi renungan renungan iman Kristen
juga sebuah tempat berbagi untuk kemuliaanNYA
tentang kehidupan_yang dipersembahkan bagi Allah
tentang Allah
tentang AnakNYA
tentang perbuatan perbuatanNYA yang ajaib
tentang identitasNYA
blog ini, hanyalah bagian mikro dari galaksi blog yang mendiami dunia digital
penulisnya bukanlah siapa siapa
dunia tidak memandangnya
tanpa popularitas yang cukup berarti di antara enam miliar penduduk dunia
tapi saya percaya
bahwa, dalam kekekalanNYA yang MahaKudus
Ia mengamati saya
di dimensinya yang tak terjamah
Ia melihat setiap kerinduan saya
dalam kemuliaanNYA yang transenden
Ia memperhatikan
Dalam dimensiNYA yang tak tergapai
Ia tersenyum mengetahui
setiap goresan pena,
setiap jemari yang menghujam keyboard di sebuah kamar mini
tak ada penghargaan yang lebih besar dari itu
bagi para pembaca, para pengunjung
kalian adalah orang orang yang lebih baik dari saya
lebih cerdas, dan lebih kudus
Selamat datang_selamat membaca
kiranya kasih setia Allah dapat terpancar di setiap sudut halaman blog murahan ini
[1] Mzm 19v1
[2] Yoh 3v16