Gaya dan Metode

Mengenai Buletin Tematik
  1. Buletin Tematik dalam blog ini ditulis dengan menggunakan bahasa formal dan serius, gaya penulisan tersebut mungkin sedikit berbeda dengan buletin buletin pada umumnya yang menggunakan bahasa sehari hari yang tidak formal (atau semiformal ) dengan kesan yang santai dan menghibur. Kebanyakan orang mungkin lebih menyukai yang disebutkan belakangan. Oleh sebab itu, bagi para pembaca yang memiliki selera demikian, maafkan saya, Saudara sedang membaca situs yang salah.
  2. Tulisan tulisan dalam buletin tematik ini banyak diinspirasi oleh tokoh tokoh Kristen yang dari mereka saya mendapatkan banyak pengertian (banyak bukan dalam jumlah, namun banyak karena sebelumnya saya buta dan tidak tahu apa apa) , hiburan (dari mereka saya mendapatkan tulisan yang indah namun tetap tajam) dan pengetahuan (gagasan gagasan mereka menjawab keingintahuan intelektual saya tentang ide ide Kekristenan). Mereka adalah CS Lewis, apologet Kristen sekaligus raksasa intelektual terbesar abad duapuluh; Peter Kreeft dan Ronald Tacelli, yang menyusun keping keping ide Kekristenan menjadi satu gambaran utuh melalui dua bukunya, Pedoman Apologetik Kristen 1 dan 2; Max Lucado, tulisannya adalah perpaduan keindahan dan ketajaman, juga Pdt Erastus Sabdono dengan khotbah khotbah gratisnya yang memukul dengan kuat bagaikan martil,    
  3. Tulisan tulisan dalam blog murahan ini ditujukan untuk membangun dan menginspirasi sahabat sahabat seiman, sehingga semakin dewasa dalam Kristus dan semakin menyerupai potretNYA yang sempurna.
  4. Karya karya disini merupakan campuran antara karya orisinil, yang berasal dari ide ide saya sendiri dengan karya derivatif, yaitu tulisan tulisan tokoh tokoh di atas yang kemudian saya sadur.
  5. Seluruh tulisan dalam blog ini dapat Saudara salin jika Saudara suka, karena saya mendapatkannya gratis, saya juga akan memberikannya secara cuma cuma, namun saya akan sangat berterima kasih apabila Saudara mencantumkan situs ini atau nama saya (SworDPen) sebagai sumber atau referensi.


Mengenai Diskusi Saya
  1. Diskusi saya merupakan kategori yang berisikan rekaman pembicaraan saya dengan beberapa orang mengenai suatu topik tertentu yang berhubungan dengan Kekristenan. Sebenarnya Saudara dapat menemukannya juga dalam www.forumkristen.com, perbedaannya adalah bahwa dalam forum tersebut, suatu topik dibedah secara massal dalam bentuk diskusi multilog, sedangkan dalam blog ini saya hanya akan menyajikan dialog dialog saya dengan pihak yang bersangkutan (demi kesopanan yang kita junjung bersama, nama pihak yang melakukan diskusi tersebut tidak akan ditampilkan dalam blog ini).
  2. Mengenai metode, saya percaya (dan memang demikian) bahwa kebenaran tidak dapat bertentangan secara intrinsik, berdasarkan hal tersebut, untuk membuktikan suatu argumentasi adalah salah dalam pandangan Kristiani (sejauh pemahaman saya yang dangkal, Kekristenan merupakan agama dengan kebenaran kebenaran yang paling utuh ), kita tidak perlu terburu buru menyodorkan ayat ayat sebagai senjata kita, ( ayat ayat tersebut baik, namun penggunaannya akan merepotkan* ) melainkan dengan penuh kesabaran mengurai klaim klaim dalam argumentasi tersebut sampai kita menemukan hal hal yang bertentangan secara internal dan menjadikannya sebagai senjata kita. Disini Saudara tidak akan menemukan banyak kutipan ayat ayat Alkitab, melainkan pembuktian pembuktian rasional. 
  3. Penalaran saya dalam diskusi sangat dipengaruhi oleh CS Lewis, Peter Kreeft dan Ronald Tacelli, namun dengan hati hati saya menyadari bahwa pemikiran pemikiran saya berada ratusan tahun cahaya jauhnya dari kejeniusan mereka. Menuliskan nama saya dan nama nama mereka dalam satu paragraf yang sama merupakan sesuatu yang konyol, bahkan terkesan lancang.

* Sekalipun Alkitab merupakan buku/kumpulan dokumen yang dapat dipercaya secara mutlak, namun penggunaannya dalam suatu pembicaraan terkadang merepotkan. Suatu ayat, atau ayat ayat, dapat dikutip tanpa studi yang jujur dan kemudian digunakan seseorang untuk mendukung argumentasinya, disini, kita memerlukan studi yang mendetail (gaya bahasa, kondisi budaya, teks teks interliner versi asli) untuk mematahkan klaim klaim dalam argumentasi tersebut, dan hal ini harus saya akui melelahkan, belum lagi apabila lawan bicara kita dengan mudahnya berkata bahwa pemahaman kita terhadap ayat tersebut hanyalah subjektivisme belaka. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar