1. Melibatkan Allah
Melayani tanpa melibatkan Allah sama halnya dengan bermain bola bersama Lionel Messi tanpa pernah memberikan operan kepadanya. Iblis tidak akan gentar ketika melihat kita mencurahkan energi habis habisan untuk pelayanan, namun dia akan ketakutan ketika kita melibatkan Allah yang MahaKuasa dalam pertempuran. Oleh sebab itu, kita sebagai para pelayan harus memiliki jam jam doa khusus yang dinaikkan bersama sama, mengangkat pekerjaan Allah bersama, bersehati, dan dengan rendah hati mengakui keterbatasan kita, dan membiarkan campur tangan Allah. Berikan bolanya pada Allah, dan biarkan aksi fantastisNYA mengobrak abrik lawan.
Pelayanan tanpa disertai doa sama halnya dengan menganggap Allah tidak perlu bertindak, dan merasa diri kita cukup hebat untuk mengatasi semua masalah sendirian.
Aplikasi: Perhatikan pelayanan kita, berapa lama waktu yang kita berikan pada Allah dalam jam jam doa kita bersama? Berapa lama waktu yang kita gunakan untuk rapat? Apakah kita lebih banyak duduk dalam rapat ataukah berlutut dalam doa?
2. Bekerja Keras
Doa akan memberikan pelayanan kekuatan ekstra secara melimpah, Doa menghubungkan kita dengan sumber energi yang tak terbatas, namun berdoa tidak berarti membuat kita bersantai dan bermalas malasan. Kewajiban berdoa tidak membatalkan kewajiban lain, termasuk berusaha keras. Banyak orang menyadari pentingnya doa tapi melupakan pentingnya berusaha dan ketekunan. Berdoa tanpa berusaha dengan keras sama seperti menyuruh Allah bermain di lapangan sementara kita duduk duduk di pinggir lapangan dan meneguk soda. Lakukan apa yang menjadi bagian kita, dan biarlah Allah melakukan apa yang menjadi bagianNYA.
Aplikasi: Perhatikan bagaimana kita mempersiapkan pelayanan, bagaimana mungkin seorang WL dan tim musik dapat membawa jemaat dalam penyembahan tanpa menguasai nada? Bagaimana mungkin seorang Guru sekolah Minggu mengajar tanpa memahami Alkitab? Hal hal teknis tersebut harus senantiasa diasah, seorang WL harus terus menajamkan telinga dan mempertahankan kualitas suara terbaiknya, seorang pengajar harus terus menggali kebenaran Alkitab, seorang pengurus inti harus belajar tentang manajemen dan organisasi, Lakukan hal terbaik yang kita bisa, beri operan terbaik kepada Allah.
3. Karakter
Dalam segala aspek kehidupakan, karakter kita akan sangat menentukan keberhasilan. Dalam pelayanan, kita akan bersentuhan dengan hal hal yang tidak menyenangkan, mungkin akan ada fitnah, keberatan tentang pelayanan kita, juga ketidaksukaan yang dialamatkan pada kita sekalipun kita telah berusaha dan melakukan yang terbaik. Satu hal yang pasti, melalui pelayanan (seluruh hidup kita adalah pelayanan) karakter kita diubahkan dan dibentuk, Allah menginginkan kita serupa dengan AnakNYA. Ketika Yesus difitnah, Ia tidak memanggil malaikat dan menghabisi pasukan Romawi, ketika Yesus dipukuli, Ia tidak menghembuskan api. Hatinya tulus dan penuh pengampunan, karakterNYA mulia dan sempurna. Seperti Dialah Allah ingin kita menjadi.
Aplikasi: Lihatlah bagaimana diri kita menanggapi kritik, keberatan, dan rasa tidak suka dari seseorang, dan kita akan menemukan bagaimana diri kita yang sebenarnya. Itulah yang Allah ingin bereskan, kita yang mudah tersinggung, ingin dihargai, ingin dipuji, sulit mengampuni, apa yang sekarang sedang terjadi, percayalah, kita berada dalam scenario ajaib Allah, yang akan mengubah kita seperti Yesus.
4. Panggilan
Pelayanan adalah panggilan kasih.
Allah telah meletakkan beban dalam diri kita untuk keselamatan dunia dan
memanggil kita sebagai saksi saksiNYA. Dengan menyadari hal ini, pelayanan kita
akan lebih termotivasi dan lebih terarah. Perhatikan bagaimana Yesus melayani,
apa yang menyebabkan Putra Allah menukar Kerajaan Surga dengan kandang hina
Betlehem? Apa yang membuat Penguasa Alam Semesta menukar mahkota Surga dengan
Mahkota duri? Jawabannya adalah kasih..kasih membuatNYA bertahan, kasih
membuatNYA menyelesaikan misi Allah.
NB: Urutan tidak menentukan prioritas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar