Sabtu, 19 November 2011

Kisah Sukses



Renungkan sebuah kisah dari Reader’s Digest edisi Februari 1998 yang menceritakan sepasang suami istri yang “pensiun lebih awal” dari pekerjaan mereka di Timur laut lima tahun yang lalu, Sang suami berusia 59 tahun dan Sang istri berusia 51 tahun. Mereka menikmati hari tua mereka dengan tinggal di Punta gorda Florida, di mana mereka berkeliling dengan kapal penangkap ikan sepanjang 30 kaki yang telah mereka miliki dari kekayaan  mereka, bermain softball dan mengumpulkan kerang.
Mari kita jujur, ketika kita membacanya, kita akan berpikir inilah kisah sukses ideal yang diinginkan banyak orang.

Akan tetapi, kenyataannya tidak demikan. Renungkan kembali kesuksesan tersebut: Bayangkan keduanya tiba di akhir hidup mereka, di hari penghakiman yang agung  – satu satunya kehidupan yang paling berharga yang telah diberikan oleh Allah – Bayangkan keduanya berdiri di hadapan Kristus, Pribadi yang mati dan disalib bagi mereka, dan berkata pada Kristus, “Lihat, Tuhan. Lihat kerang kerang dan kapal pesiar kami, kami pensiun lebih dini dan memliki banyak uang.”
Itu bukanlah sebuah kesuksesan, melainkan tragedi. Dan manusia saat ini sedang menghabiskan jutaan uang dan ratusan kiloJoule energi untuk menggapai  impian dan cita cita yang tragis itu, cita cita yang membawa kita berkata seperti ini di akhir hidup kita:
“Tuhan, lihat tokoku, lihat usahaku yang laris.”
“Tuhan, lihat gelarku, lihar prestasiku menembus ujian Negara.”
“Tuhan, lihat Honda Jazzku, lihat perjuanganku mendapatkannya.”
“Tuhan, lihat rumahku. Lihat luasnya dan megahnya.
Hal hal tersebut bukannya tidak boleh dimiliki, masalahnya, itukah yang akan kita bawa kepada kekekalan, dan kita ceritakan kepada Kristus sebagai kisah sukses kita dalam kehidupan yang telah diberikan olehNYA?
Sungguh mengerikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar