Senin, 05 Desember 2011

Kesuksesan yang Lain

Ketika menceritakan atau memberikan nasehat mengenai kesuksesan, para pengajar Alkitab kita biasanya mengambil nama nama seperti Abraham, Yusuf, Yoshua, atau Daniel. Abraham diberkati dengan ternak dan budak belian dalam jumlah yang melimpah, Yusuf menjadi orang kedua di bawah Pharaoh yang memerintah Mesir, Yoshua memimpin laskar Israel menduduki Kanaan dan meruntuhkan tembok Yerikho, Daniel memegang posisi penting di Babilonia. Merekalah nama nama yang  pertama disebut ketika kita mebicarakan kesuksesan.
Mereka terhormat, memiliki kekayaan, wibawa dan kedudukan yang prestisius. Tapi sebentar, jika itu ukuran kesuksesan, maka dimanakah kita akan menempatkan nama nama seperti Paulus, Petrus, Yakobus, Stefanus, para Rasul, bahkan Yesus sendiri?



Mereka mati secara tragis, Paulus dipenggal, Petrus disalib dengan posisi terbalik, Stefanus mati dirajam, mereka tidak memiliki emas, perak atau kekayaan, mereka tidak memiliki posisi terhormat dalam pemerintahan. Tetapi, apakah deretan nama nama ini bukanlah oknum yang dapat kita katakan sukses?
Tentu saja tidak, kita telah mengetahui bahwa kisah sukses yang sesungguhnya adalah KETIKA KEHENDAK ALLAH DIPENUHI DALAM HIDUP KITA. Dan kehendak Allah untuk menyelamatkan dunia telah mereka genapi dalam hidup mereka, mereka memberikan kontribusi luar biasa dalam penginjilan, mereka berjalan dan memenangkan Eropa, menyaksikan Kristus dalam hidup mereka, mengajar, bahkan menulis sebagian dari isi Alkitab. Dalam khotbahnya yang berjudul Sukses yang benar, Pendeta Dr. Erastus Sabdono mengatakan kalau Surga diumpamakan sebuah kota besar, maka nama nama mereka akan diabadikan sebagai nama Jalan Utama: Jalan Paulus, atau Jalan Petrus.
Lalu, jika kesuksesan adalah mengambil bagian dalam rencana Allah untuk menyelamatkan dunia, maka dimanakah letak kesuksesan dari tokoh tokoh seperti Yusuf dan Yoshua, yang hidup jauh sebelum Kristus datang ke dunia? Kesuksesan Yusuf terletak pada bagaimana melalui dirinya, yang merupakan Penguasa Mesir, kelangsungan hidup bangsa Isarel dapat dipelihara dan terhindar dari bencana kelaparan, dan melalui bangsa ini, Mesias boleh lahir. Kesuksesan Yoshua terletak pada kepemimpinannya yang membawa Israel menang dan menduduki Kanaan, sehingga bangsa lain boleh manyaksikan bahwa YAHWEH, Allah Isarel merupakan Allah yang benar. Sekalipun tidak secara langsung, tetapi mereka memainkan komponen vital dalam algoritma Allah yang rumit untuk menyelamatkan dunia.
Beginilah seharusnya kita memandang sebuah kesuksesan. Meminjam kata kata Rick Warren dalam bukunya yang berjudul Purpose Driven Life, “Ini bukan tentang Anda.”, kesuksesan hidup bukanlah mengenai pencapaian cita cita kita, ambisi kita, impian pmpian terliar kita, kesuksesan adalah tentang Allah. Bagaimana kehendakNYA terlaksana dalam hidup kita, visiNYA, hasratNYA.
Inilah formula doa yang diajarkan Yesus,”Jadilah KehendakMU di bumi seperti di dalam Surga.”
Pertayaan tentang kesuksesan bukanlah apakah cita cita kita telah terpenuhi, tetapi apakah misiNYA sudah kita selesaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar